Sabtu, Maret 27, 2010

(part16)
Aku selalu heran pada diriku sendiri, karena selama ini aku selalu tiba-tiba ketawa sendiri padahal tak ada hal-hal yang lucu. Adikku malah sering menegurku, karena ketawa sendiri tanpa sebab. Hingga akhirnya, aku merasa untuk menghentikan perasaan cinta sepihak ini dengan cara membuat lirik lagu yang nadanya seperti balonku ada lima. Aku punya tetangga, dia bernama Farid, dia orang Malaysia, juga alim dan cuek, aku cinta padanya DAN, aku sayang padanya, Sekarang dia pergi. Aku jadi sendiri..
Lirik itulah yang kadang-kadang kunyanyikan untuk melupakan si Farid itu. Tapi tidak mempan. Sebenarnya aku memang sudah berkomitmen untuk melupakan dia dipikiranku, tapi perasaanku tetap juga mencarinya. Awalnya aku berniat mengintainya saat Maghrib, tapi niat itu terurung karena aku mendengar derungan motor seperti motornya tepat depan rumah kontrakan kawannya yang diujung dekat jalan. Tapi entah mengapa? Saat Isya, perasaanku ingin mengunci pintu pagar yang aku tak tahu sudah terkunci atau belum. Jadi aku keluar mengajak adik bungsuku, untuk alasan dan dengan tujuan mengunci gembok pagar. Sempat juga aku berpikir seandainya kak Farid lewat, tapi kutepis anggapan itu karena aku merasa dia sudah pergi tadi. Saat kukunci gembok pagar yang ternyata belum terkunci sejak sore, ternyata kak Farid muncul juga. Aku malah kaget dan terus memperhatikan dia. Dia dibonceng oleh Nain rekan sekontrakannya dengan mengendarai motor milik Nain. Sikapnya cuek dan tak menoleh kearahku. Kak Farid melihat kedepan dan sedikit memiringkan kepalanya ke samping seolah menghindari untuk melihatku dan kutatapi. Aku kecewa juga, karena aku tidak sengaja memperlihatkan diri. Tapi perasaan kecewa sedikit mereda, saat adikku berkata “Malaysia”. Beberapa menit kemudian usai aku shalat Isya. Aku sesegera pergi keruang tamuku untuk mengintip dari jendela. Aku mendengar suara motor dan menganggap itu mereka. Dan benar. Tapi ternyata mereka berhenti kerumah ujung dekat jalan dan masuk. Perasaanku sedih sekali dan yakin mereka sengaja menghindariku. Karena sepertinya, mereka sudah tahu sejak dulu aku selalu menunggui kak Farid pulang lewati rumahku. Aku hanya bisa menangis dalam hati. Karena pertemuan kita terjadi secara tak disengaja kak Farid. Tolong jangan salahkan aku karena perasaan ini. Aku juga saat itu merasa kalau mereka sepertinya putar jalan lewat belakang rumahku. Terkaanku tepat, ketika aku tengah menulisi diary ini. Aku mendengar deringan motor yang kusangka kak Farid, baru saja akan pergi dengan Suzuki Thundernya DDxxxx mengenakan tas ransel kecil. Aku pikir dia hendak nginap dirumah kawannya yang lain agar tidak bertemu lagi denganku. Bukannya GR, bagi siapapun yang memang berniat tidak lebih dari niat yang baik. Pasti akan berusaha menghindari balak. Apalagi dilihati oleh orang yang tidak diharapkan, pasti akan risih dan berupaya menghindari fitnah. Tapi aku akan tetap mendoakan kamu sayang, agar Tuhan senantiasa melindungimu. Karena aku sangat mencintaimu. Ternyata aku gagal menghindarkan diri lagi. Dia sepertinya takut atas kelakuanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar