Sabtu, Maret 27, 2010

(part15)
Tanggal 8 mei 2007, sebenarnya sejak kemarin aku selalu memaksa hatiku untuk menghapus perasaan cintaku pada kak Farid. Jadi aku tidak mengecengi dia sejak kemarin Maghrib hingga Isya. Aku hanya merasa dia lewat dan melajukan motornya depan rumahku. Sebenarnya hatiku selalu terdesak untuk mengintainya, tapi kulawan perasaan itu. Karena aku merasa telah terpedayai oleh setan. Mana mungkin ada perasaan cinta yang berlebihan seperti yang aku alami didunia ini. Kalau bukan karena tipuan, bujukan, maupun rayuan setan yang ingin menggelincirkan manusia ke jalan yang disesati. Aku lebih memilih berdiam diri sambil membaca buku dikamar tidurku. Aku juga bertahan untuk tidak keluar rumah saat Dzuhur dan Ashar. Karena aku mencoba untuk melupakannya. Meskipun aku tiba-tiba merasa kehilangan perasaan cintaku padanya, entah mengapa ragaku tetap berlari untuk mencarinya meski tak terlihat bayangannya sekalipun. Hingga akhirnya, perasaanku tiba-tiba muncul lagi kala Adzan Maghrib terkumandang. Aku memutuskan untuk mengintip dari balik jendela ruang tamuku. Tapi sayang, dia tidak muncul-muncul. Aku gelisah, sangat gelisah. Aku sangat merindukannya. Dan anehnya, perasaanku kadang-kadang ada tapi kadang-kadang pula lenyap. Kadang aku ragu dan kadang pula aku yakin bahwa kak Faridlah jodohku. Namun karena dia tak muncul-muncul, aku pergi ke kamar tidurku. Kemudian aku mendengar deringan motor yang terdengar pelan sekali. Jadi aku pikir kalau itu bukan kak Farid. Tapi spontan saja aku berlari keruang tamuku dan membuka horden jendela. Alhamdulillah, dia ternyata pangeranku. Aneh rasanya dia memelankan laju motor, padahal dimasjid sudah Iqamah. Jadi aku cukup puas memperhatikan dia melewati rumahku. Aku tahu didunia ini tak ada cinta yang sempurna. Tapi aku yakin, kalau cinta paripurna itu memang ada.
Kala Adzan Isya terkumandang, aku berusaha menahan diri untuk tidak mengintai kak Farid kekasihku. Karena aku juga berpikir, kalau semua yang kulakukan terlalu sia-sia. Aku terus mengejar cinta yang terus lari menjauhiku. Aku hanya berbaring dan dalam hati tetap menebak suara motor siapakah yang lewat depan rumahku. Tapi diantara perbedaan derungan motor, aku merasa bahwa dia lewat depan rumahku, sembari memelankan laju motornya seperti saat Maghrib tadi.
Hari ini 9 Mei 2007, aku benar-benar memutuskan untuk tidak mengecengi kak Farid lagi. Aku berusaha menahan perasaan untuk mencarinya lagi. Meskipun tiap terdengar suara motor, aku masih menebak-nebak apakah kak Farid atau bukan. Hanya saja aku berhasil mengendalikan diri untuk tidak lari mencarinya. Aku hanya membaca dikamar tidurku. Karena pengen cuci kaki, aku ke kamar mandi. Sewaktu disitu, aku mendengar derungan motor yang kuanggap kak Farid. Maka pikiranku terkonsentrasi untuk mendengarkan deruan motor yang bunyinya perlahan-lahan. Aku menebak kalau kekasihku tengah kunci pagar. Kemudian derungan motornya terdengar keras dan berlaju jalan. Tapi saat melewati rumahku, aku dengar dia melajukan motornya perlahan-lahan. Anggapanku karena banyak anak-anak yang main siang itu disekitar rumahku. Aku yakin, kalau dia melihatku. Pasti langsung mengencangkan motornya, seperti kemaren-kemaren. Beberapa waktu berlalu kemudian, masuklah saat Ashar dan Iqamah terdengar. Aku merasa pengen duduk diruang tamuku untuk menunggunya, tapi tak muncul-muncul juga dia. Aku pikir dia bakal lewat, tapi tidak. Jadi aku merasa tidak akan menyukainya lagi. Meskipun hatiku tetap menyatakan Farid...Farid...dan...Farid lagi. Tapi pikiranku tetap juga dipenuhi kata-kata tidak mungkin. Meski tetap juga aku berdoa dalam hati, agar kak Farid ditakdirkan jadi jodohku. Tapi aku ikhlas kok, meski aku bukanlah pilihan hatinya. Aku tidak tahu, kenapa harus melakukan hal-hal sebodoh ini? Aku mungkin memang terlalu berharap. Dan terlalu banyak berilusi. Selama dalam perenunganku itu, aku seolah melihat dia berjalan pulang depan rumahku. Padahal ipar tetanggaku yang berdampingan dengan rumahnya. Lalu lama-kelamaan, saat merenung kembali. Aku merasa seolah-olah kak Farid lewat. Akupun berdiri dan mengintip dari balik jendelaku dan melihat kak Farid jalan pulang sambil tunduk mengsms.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar