Sabtu, Maret 27, 2010

(part13)
6 Mei 2007, hati dan pikiranku masih menunggui kemunculan kak Farid walau sedetik. Tapi dia tidak muncul-muncul juga. Hanya wajahnya sajalah yang berupaya kulukis dibenakku. Baik saat dia berkacamata ataupun dilepas. Hingga hari inipun aku belum pernah melihatnya sejak kemarin bahkan mendengar suaranya. Aku hanya mendengar derungan-derungan motor, baik yang lewat depan maupun belakang rumahku dengan menebak-nebak dalam hati dalam penantian yang hampa. Kucoba selubungi buih-buih dzikir dihati, pikiran, dan ditiap detik kubernafas. Namun “setan cinta” tetap saja merambati telaga jiwaku untuk menebarkan wajah-wajah kak Farid sang kekasihku yang tak tampak. Namun penuh pesona kala kuberilusi.
Aku hanya bisa mengatakan, kalau diriku ini benar-benar bodoh, karena mudah terbudaki oleh cinta, cinta yang tak terbalas. Kerinduanku pada kekasihku itu, semakin hari kian mendesak. Namun hanya terjadi dalam kehampaan. Bahkan hatiku semakin yakin, kalau kekasih yang sangat kucintai itu, memang sengaja menghindariku dengan tidak menampakkan diri. Atau mungkin dia sudah pindah kerumah lain akibat perbuatanku. Mungkin apa yang kulakukan, meski sangat membahagiakan bagiku, ternyata sangat menakutkan baginya. Aku memang wanita yang penuh mimpi, tapi aku sangat mencintai kak Farid. Dialah cowok impian yang kuidamkan selama ini, tapi hatinya ternyata tidak dibukakan untukku. Sebenarnya aneh juga saat kemarin aku melihat kak Nain memasuki lorong menuju pulang kerumahnya, ketika aku diatas angkot. Saat itu aku malah berharap, seandainya saja kak Faridlah yang bisa berpapasan denganku. Meskipun aku diatas angkot sekalipun. Tapi memang rasanya tidak mungkin. Pernah juga saat diatas angkot aku melihat kak Nain tengah berkumpul dengan kawan-kawannya dikantin dekat kampus kedokteran. Aku juga melihat motor hijau muda silver yang biasa dikendarainya terparkir. Aku juga mencari-cari kak Farid, tapi dia tidak ada. Aku heran, sebenarnya ini artinya apa? Mungkinkah Tuhan memberikan isyarat, pertanda, atau mungkin hanya kebetulan. Tapi bagaimanapun semua ini hanya menjadi rahasia Tuhan. Aku hanya manusia polos yang sebaiknya merenungi kesalahan-kesalahanku selama ini, agar merasa siap saat ajal mengantarku ke pelabuhan hidup terakhir. Aku hanya bisa mengatakan, jangan salahkan aku karena terlalu mencintaimu kak Farid. Maafkan kalau sikap curi pandang cari perhatianku selama ini telah membuatmu risih dan eneg. Aku hanya bisa mengatakan, maafkan aku sayang dan Ampuni aku Tuhan. Ya Allah, Ya Mushawwir (Yang Menciptakan Rupa Makhluk). Mungkin aku sudah tertipu akan keindahan dunia ini yang sebenarnya hanyalah ilusi. Maafkan aku Farid kekasihku, karena terlalu mencintaimu. Apapun sikapmu padaku, aku akan tetap mencintaimu selama hidupku. Karena aku memang sangat mencintaimu dan yakin bahwa kau tercipta untukku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar